Mohon dibaca fesbuker:
"....selain itu evolusi lainnya adalah dalam banyak kasus, terutama di kalangan generasi muda, kesedihan adalah cara efektif untuk menarik perhatian. Mereka memamerkan derita sedihnya di jejaring sosial. Dengan kata lain, kesedihan menjadi sarana agar tetap eksis dan diperhatikan. Karena itu kini muncul gejala HIPERBOLISME-DUKA, yakni kecenderungan melebih-lebihkan sedih dan menghiasi aroma kesedihan dengan kata-kata sangat perih dan kadang religius, agar layak jual atau layak dipamerkan, misalnya,
"Ya Tuhan, aku tak kuat lagi",
"Ya Rabb, sakit, sakit ya Rabbi, kuatkan aku ya Rabbi",
"Ya Allah, aku tak sanggup lagi",
padahal faktanya ia sedih hanya karena tidak diapeli pacar, tak punya uang buat beli pulsa, atau sedih karena status jomblonya terlalu awet."
--Salah satu materi kuliah "Kenthirpedia" yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Mbah Nyutz, MSc., M.HI., MM., M.BA., NBA., ATM. BCAPosted by Penerbit imtiyaz,http://imtiyaz-publisher.blogspot.com/
Penerbit Buku Buku Islam
7.1.14
HIPERBOLISME-DUKA

About Imtiyaz
Penerbit Imtiyaz ditulis oleh Rijal Mumazziq Z Posted by Penerbit imtiyaz,http://penerbitimtiyaz.com/ Penerbit Buku Buku Islam. Oleh: Rijal Mumazziq Z (Ketua Lembaga Ta'lif wa Nasyr PCNU Kota Surabaya)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
';
(function() {
var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true;
dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js';
(document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq);
})();
No comments:
Write comments