Bayangkan,
panjenengan sebagai pesilat memasuki gelanggang pertandingan, di mana
sportifitas menjadi kredo dan kehormatan adalah sikap. Semakin hebat dan
ksatria lawan yang panjenengan hadapi, semakin terhormat manakala
panjenengan bisa menyeimbanginya. Kalah menang tetap sama, terhormat.
Sayang, tak disangka, lawan yang panjenengan hadapi punya mentalitas pecundang yang menjijikkan: CELOMETAN dan CACI MAKI SEPANJANG PERTANDINGAN! Psy War? Bullshit!
Menghadapi lawan demikian, panjenengan akan sampai pada titik pikir:
menghadapi orang kayak begini serba lucu. Kita menang tidak merasa
terhormat, kalah juga tidak merongrong harga diri.
Ini sama
halnya ketika panjenengan diskusi, seseru apapun, sepanas apapun, bagi
saya etika tetap dijunjung tinggi. Jujur, saya kehilangan selera diskusi
manakala lawan mengeluarkan taktik menjijikkan: rasis, merendahkan
seseorang dengan bahasa sarkastik, menghina fisik, dan istilah kotor
lain. Persis pesilat kemproh di atas. Dan, kejijikan saya semakin
sempurna manakala tahu ia adalah pembela partai politik, berbasis agama
pula!
Posted by Penerbit imtiyaz,http://imtiyaz-publisher.blogspot.com/ Penerbit Buku Buku Islam
No comments:
Write comments